Penerapan E-learning
Penerapan e-learning
banyak variasinya, karena perkembangannya yang relatif masih baru. Herman
Dwi Surjono (2007 : 1), menekankan penerapan e-learning pada
pembelajaran secara online dan dibagi menjadi dua yaitu sederhana dan terpadu.
Penerapan e-learning yang sederhana hanya berupa kumpulan bahan
pembelajaran yang dimasukkan ke dalam web server dan ditambah dengan
forum komunikasi melalui e-mail dan atau mailing list (milist).
Penerapan terpadu yaitu berisi berbagai bahan pembelajaran yang dilengkapi
dengan multimedia dan dipadukan dengan sistem informasi akademik, evaluasi,
komunikasi, diskusi, dan berbagai sarana pendidikan lain, sehingga menjadi
portal e-learning. Pembagian tersebut di atas berdasarkan pada
pengamatan dari berbagai sistem pembelajaran berbasis web yang ada di
internet. Nedelko (2008), menyatakan ada tiga jenis format penerapan e-learning,
yaitu:
- Web Supported e-learning, yaitu pembelajaran tetap dilakukan secara tatap
muka dan didukung dengan penggunaan website yang berisi rangkuman
tujuan pemebelajaran, materi pembelajaran, tugas, dan tes singkat
- Blended or mixed mode
e-learning, yaitu sebagaian proses
pembelajaran dilakukan secara tatap muka dan sebagian lagi dilakukan
secara online
- Fully online e-learning
format,
Distance Learning Online Learning e-learning yaitu seluruh proses pembelajaran dilakukan secara
online termasuk tatap muka antara pendidik dan peserta didika juga dilakukan
secara online yaitu dengan menggunakan teleconference
Pada penjabaran di
atas, penerapan e-learning lebih banyak dimaknai sebagai pembelajaran
menggunakan teknologi jaringan (net) atau secara online. Hal ini
berkaitan dengan perkembangan TIK yang mengarah teknologi online. TIK saat ini,
lebih difokuskan untuk pengembangan networking (jaringan) yang memungkinkan
untuk mengirim, memperbaharui, dan berbagi informasi secara cepat. Namun, pada
sekolah-sekolah di Indonesia, khususnya Sekolah Standar Nasional (SSN) dan
Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI), e-learning dapat dimulai
dengan menggunakan media pembelajaran elektronik untuk mendukung
pembelajarannya.
Keberhasilan
penerapan dari e-learning bergantung pada beberapa faktor antara lain
teknologi, materi pembelajaran dan karakteristik dari peserta didik. Teknologi
merupakan faktor pertama yang mempunyai peran penting di dalam penerapan e-learning,
karena jika teknologi tidak mendukung maka sangat sulit untuk menerapkan e-learning,
minimal sekolah mempunyai komputer. Materi pembelajaran juga harus sesuai
dengan tujuan pembelajaran, dijabarkan secara jelas atau diberikan link ataupun
petunjuk sumber pembelajaran yang lain. Karaktersitik peserta didik juga sangat
dibutuhkan karena nilai utama di dalam e-learning adalah kemandirian.
E-learning sangat berbeda dengan pembelajaran secara tradisional.
Pada pembelajaran tradisional, peran pendidik masih cukup dominan, sedangkan
pada e-learning peserta pendidik harus mempunyai kesadaran untuk belajar
secara aktif dan mandiri. Nedelko (2008), menjelaskan beberapa karakteristik
peserta didik yang dapat mempengaruhi dari keberhasilan e-learning:
- Mempunyai pengetahuan dan keterampilan untuk menggunakan komputer dan
TIK lainnya, karena e-learning didukung oleh penggunaan komputer
dan peralatan TIK.
- Motivasi untuk belajar, peserta didik harus mempunyai kesadaran untuk
mempelajari bahan dan materi yang telah diberikan guru, bukan hanya
belajar ketika di kelas saja
- Disiplin, peserta didik harus disiplin untuk belajar, mengerjakan
tugas, dan menentukan waktu dan tempat untuk belajar.
- Mandiri, kemandirian peserta
didik mutlak diperlukan di dalam e-learning, karena tidak setiap
saat antara peserta didik dan pendidik dapat bertatap muka. Pembelajaran
- Mempunyai ketertarikan terhadap e-literatur, karena hampir
semua materi pembelajaran disajikan secara online ataupun melalui media
elektronik.
- Dapat belajar secara sendirian (felling isolation), peserta
didik yang ketika belajar harus secara berkelompok atau ada teman akan
merasa kesulitan dengn e-learning
- Mempunyai kemampuan kognitif yang cukup tinggi, peserta didik yang
mengikuti e-learning hendaknya mempunyai kemampuan kognitif tingkat
sintesis dan evaluasi, hal ini dapat untuk mengatasi permasalahan
ketidakintesifan pendampingan pendidik dan teman sebayanya.
- Mempunyai kemampuan untuk
memecahkan masalah, peserta didik yang dapat memecahkan masalah secara
mandiri akan lebih mudah mengikuti e-learning
Kelebihan dan Kekurangan dari E-learning
Tidak ada satupun model pembelajaran yang sempurna.
Seperti halnya e-learning juga mempunyai kelebihan dan kekurangan di
dalam penerapannya. Kelebihan dari e-learning antara lain:
- Mengurangi biaya, walaupun pada awal pemasangan infrastruktur e-learning
yaitu jaringan internet agak mahal, tetapi selanjutnya akan mengurangi
biaya akomodasi karena informasi didapatkan dari berbagai tempat tanpa
harus datang ketempat tersebut.
- Pesan/ isi e-learning dapat tetap (konsisten), dan juga dapat
disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik.
- Materi pembelajaran lebih up to date dan dapat diandalkan. E-learning
yang berbasis internet (web) dapat memperbaharui materi secara cepat,
sehingga membuat informasi lebih akurat dan berguna untuk jangka waktu
tertentu
- Pembelajaran 24 jam sehari, 7 hari dalam seminggu. Pendidik dan
peserta didik dapat mengakses kapan saja dan dimana saja.
- Universal, setiap orang dapat melihat atau menerima materi yang sama
dan dengan cara yang sama
- Membangun komunitas, e-learning
memungkinkan peserta didik maupun pendidik membangun sebuah komunitas
yang berkelanjutan, untuk saling berbagi pengetahuan selama dan setelah
pembelajaran.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar