A. Keterkaitan ICT dalam PAUD
· Bagaimana cara pemberian
IT pada Anak Usia Dini?
Teknologi
bagaikan dua sisi mata uang yang berbeda, yang memiliki sisi positif dan
negatif. Sehingga implementasinya pun akan berbeda pada setiap usia
perkembangan anak. Pada anak usia
dini 0 – 8 tahun sesuai dengan konvensi anak dunia, serta 0 – 6 tahun menurut
konsep pendidikan yang ada di Indonesia, maka banyak cara mengenalkan teknologi
pada anak usia dini, yaitu :
1. Usia 0 – 2 tahun
Pada
perkembangan anak usia ini, anak mulai belajar mendengar dan mengenal
sekitarnya, dari rangsangan-rangsangan yang ditimbulkan melalui gerakan, serta
suara. Kemudian anak mulai menirukan ketika mereka mulai belajar
berbicara. Pemberian IT pada usia anak demikian, dapat melalui multimedia
dengan cara diputarkan lagu-lagu rohani atau lagu anak. Mengenalkan warna
juga dapat melalui multimedia dengan memutarkan film-film kartun anak, yang
tentunya mendidik. Mengapa? Karena film-film kartun saat ini pun memiliki unsur
warna yang beragam, sehingga anak dapat mengenalnya walau tidak sekaligus,
tetapi warna-warna yang dominan. Hal ini pun dapat membantu pembentukan
karakter anak.
2. Usia 3 – 4 tahun
Pada usia ini,
anak mulai menggunakan kalimat yang hampir lengkap, hal ini dapat dilihat
dari cara mereka menanyakan sesuatu hal. Menurut Piaget, cara anak mengajukan
pertanyaan menunjukkan perkembangan kognitif seorang anak. Pada anak yang
berasal dari latar belakang orang tua otoriter, anak kurang belajar berbicara,
ketimbang dalam keluarga yang demokratis, dimana anak bukan saja belajar
“mendengar” tetapi juga “didengar”. Oleh karenannya penting
diberikan IT melalui multimedia, dengan cara seperti pada usia anak 0 – 2
tahun, tetapi cara pembelajarannya sedikit meningkat disesuaikan dengan usia
anak yang telah dapat menerima rangsangan lebih banyak. Misalnya mulai
diajarkan melafalkan ayat-ayat suci Al Qur’an, atau dikenalkan cerita-cerita
Kitab Suci melalui film-film, tentu saja perlu pendampingan orang tua sehingga
dapat terlihat sejauh mana anak mampu untuk belajar. Semakin banyak
kesempatan anak belajar untuk berbicara, dapat membantu anak menumbuhkan rasa
percaya dirinya sehingga pada usia sekolah mereka dapat mengenalkan dan
mengungkapkan dirinya secara lisan.
3. Usia 5 – 6 tahun
Pada usia ini,
pengenalan dunia IT sudah lebih meningkat. Pengenalan dapat berupa pengenalan
perangkat keras komputer (hardware) yang bisa dilihat dan dipegang langsung
oleh anak, misalnya : CPU, Monitor, Mouse, Keyboard dan Printer.
Pengenalan perangkat keras ini juga dilengkapi dengan penjelasan fungsi dari
masing-masing alat dengan cara langsung dipraktekkan (learning by doing).
4. Usia 7 – 8 tahun
Pada usia ini,
pengenalan dunia IT sudah masuh pada tingkat program Program PAUD merupakan salah satu
program prioritas Depdiknas. Karena pada masa usia PAUD 0-6 tahun adalah masa
yang paling potensial untuk membangun dan menumbuhkembangkan potensi anak.
Wujud dari upaya Depdiknas ini terlihat dari perkembangan Angka Partisipasi
Kasar (APK) PAUD, 50,03 persen dari 29,8 juta anak pada tahun 2008 dan 53,9
persen pada tahun 2009. APK PAUD formal maupun PAUD nonformal akhir tahun 2009
adalah baik yang dikelola Depdiknas maupun Departemen Agama. Depdiknas
menargetkan APK PAUD sebesar 72 persen pada tahun 2014.
Ditunjuknya
Muhammad Nuh, yang sebelumnya sebagai Menteri Komunikasi dan Informatika,
membawa angin segar bagi pengembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK)
di bidang pendidikan. Melalui pemanfaatan TIK, target PAUD 2014 akan tercapai.
Harapan yang terlalu besar ini kepada Menteri Baru, sudah barang tentu harus
disertai dengan langkah-langkah bagaimana mempersiapkan TIK dalam Pendidikan
Anak Usia Dini.
Donna Rice
Hughes dalam bukunya “Kids Online: Protecting Your Children in Cyberspace”,
1998, menyatakan bahwa “Kita berada di garis-depan medan pertempuran untuk
membuat internet aman untuk anak-anak kita.” Melalui buku ini setiap orangtua
mendapat informasi dan menjadi rujukan yang berharga sewaktu mereka berjuang
untuk membesarkan anak-anak di jaman digital.
Pengenalan
teknologi informasi dan komunikasi kepada anak perlu didasari oleh teori
perkembangan anak di usia 0-8 tahuan – 0-2 tahun, usia pembinaan orang tua; 2-4
tahun, usia pra sekolah; 4-6 tahun, usia sekolah formal; dan 6-8 tahun, usia
persiapan pendidikan dasar. Perkenalan mengenai teknologi informasi setiap
kategori usia dini berbeda.
Gap Generasi-Teknologi.
Bagaimana kita mulai untuk menjembatani kesenjangan ini, sehingga kita akan
dapat membantu anak-anak kita bersiap-siap untuk menggunakan “Teknologi
Informasi Komunikasi sesuai dengan umurnya? Tantangan bagi keterlibatan dalam
media global ini mungkin tampak lebih sulit daripada yang telah kita hadapi
sebelumnya sebagai orangtua, guru, sekolah, penyelenggara TIK dan masyarakat.
Untuk menyediakan TIK dalam PAUD yang layak anak, harus memenuhi delapan
prinsip untuk menentukan kesesuaian aplikasi TIK yang akan digunakan. Delapan
prinsip dimaksud adalah (1) Pastikan tujuan pendidikan; (2) Mendorong kolaborasi;
(3) Mengintegrasikan dengan aspek-aspek lain dari kurikulum; (4) Anak harus
berada dalam kontrol; (5) Pilih aplikasi yang transparan dan intuitif; (6)
Hindari aplikasi yang mengandung kekerasan; (7) Sadar akan isu kesehatan dan
keselamatan; dan terakhir (8) Pendidikan mendorong ketertiban orang tua.
interaktif, dimana anak sudah bisa berinteraksi dengan program aplikasi
pembelajaran.
Biasanya
anak-anak kita mengetahui jauh lebih banyak dari yang kita lakukan terhadap
teknologi baru. Meskipun kita berusaha untuk mengatur settingan komputer kita,
anak-anak kita mengklik hal yang menarik selama mereka berselancar di dunia
maya, yang dulu mungkin belum ada sewaktu kita seusia mereka.
Anak-anak
kita telah banyak terpapar baik manfaat dan bahaya internet. Kolega saya
bercerita – dari “sepuluh muridnya, ada 4 muridnya sangat keranjingan
komputer”. Sulit baginya untuk mengatasinya, jangan sampai anak didiknya
memperoleh bahaya daripada manfaatnya. Karena kolega saya juga mempunyai keterbatasan
dalam penguasaan teknologi.
Apalagi,
pada saat ini pemenuhan TIK mendapat perhatian dan dukungan dari Perserikatan
Bangsa-Bangsa. Hamadoun Touré, Sekretaris Jenderal ITU menyebutkan bahwa
"ITU berkomitmen untuk menghubungkan dunia. Dan untuk mencapai tujuan ini,
perangkat terjangkau harus dibuat tersedia bagi setiap orang di mana mereka
berada untuk mengambil manfaat dengan mengakses pengetahuan informasi berbasis
masyarakat
Untuk
mewujudkan keinginan tersebut, PBB memberikan Laptop gratis kepada peserta
Konferensi Asia di Bangkok 2008, sebagai upaya untuk meningkatkan akses murah
teknologi informasi dan komunikasi di seluruh dunia. Kita harus menyadari bahwa
melalui Online, banyak manfaat yang dapat diperoleh anak-anak: Peluang
pendidikan; Keterampilan membaca; Komunikasi; Hiburan; Dan lain-lain.
Namun, dengan
hebatnya kemampuan Teknologi Informasi Komunikasi secara ‘Online’, sama seperti
dengan industri cetak dan film; teknologi internet/online – anak-anak dapat
menemukan beberapa hal yang tidak aman, konten yang berbahaya, dan kegiatan
illegal di komunitas internet/online. Bahaya yang dimaksud antara lain:
Distribusi pornografi; Seksual predator; Informasi yang salah dan pesan
tersembunyi; Kehilangan privasi; Amoral; Pengembangan masa anak dari gangguan
perilaku.
·TIK Layak
Anak
Untuk menyediakan
TIK dalam PAUD yang layak anak perlu memperhatikan kesehatan dan keselamatan
anak. TIK yang digunakan memperhatikan perkembangan anak. Selain itu pula TIK
dalam PAUD memperhatikan waktu yang singkat (10-20 mnt (3thn), 40 mnt (8thn)),
serta peralatan dan ruang yang cocok bagi anak.
Sedangkan
untuk menghindari komputer atau laptop di rumah terakses dengan alamat website
yang tidak dikehendaki, karena berisi pornograpi. Pemerintah telah meluncurkan
Nawala Project - yang berfungsi untuk memfilter konten yang tidak dikehendaki
B. Fungsi dan peranan ICT dalam lingkup PAUD
Dalam Era
globalisasi sekarang ini, pemerintah sedang menggalakkan pentingnya pendidikan
anak usia dini. Untuk menciptakan generasi-generasi yang lebih unggul, juga
nantinya mampu bersaing tinggi kelak ketika mereka dewasa dan juga tidak
melupakan nilai-nilai moral dan budaya bangsa Indonesia. Karena anak usia dini
merupakan masa golden age. Dimana terbentuknya pertumbuhan dan perkembangan
otak pada masa-masa usia dini sekitar 0-8 tahun mencapai 80% pertumbuhan dan
perkembangan pada otak manusia. Ibaratnya sebuah spon mereka mampu dan cepat
menyerap ilmu atau apapun yang mereka terima, yang diberikan lingkungannya pada
masa pertumbuhan dan perkembanganya.
Akan tetapi kita tidak boleh melupakan tugas dan
hak kewajiban anak yaitu bermain sambil belajar. Karena dengan suasana bermain
seraya belajar tidak membuat anak merasa ditekan ataupun tertekan pada situasi
dan kondisi mereka yang sedang mempelajari diri dan juga lingkungannya.
Melainkan anak akan mendapat kemudahan pada proses belajar dalam suasana bermain,
yang menyenangkan dan tanpa tekanan. Itulah sebabnya dikatakan dunia anak
adalah dunia bermain.
Tidak bisa kita pungkiri
dalam segala bidang TIK sudah menjadi kebutuhan pokok pada kehidupan
kita. Termasuk dalam dunia pendidikan. TIK memiliki peran penting dalam sarana
dan prasarana pembelajaran. Tujuan pembelajaran TIK pada anak usia dini adalah
mengenalkan teknologi informasi dan komunikasi. Untuk memudahkan anak usia dini
dalam membantu proses belajar dengan cara yang menyenangkan, kreatif, imaginative
dengan memakai TIK sebagai sumber belajar, seperti CD interaktif yang kini
semakin banyak berkembang dalam modifikasi isi dari pembelajarannya. Contohnya
: belajar berhitung, belajar membaca, mengenal huruf, mengenal warna, geometri,
bentuk, juga mengenal lingkungan,binatang dan tumbuh-tumbuhan serta
lain-lainnya. Ada pula games-games yang menyenangkan anak-anak tetapi juga
syarat dengan pembelajaran seperti puzzle huruf. Sehingga yang tanpa disadari
anak, mereka belajar banyak mengenal kosakata dalam bahasa inggris. Tau
bagaimana berhitung. Yang pada masa sekarang ini banyak orang tua memaksakan
anak belajar tanpa memikirkan kebutuhan dan hak dalam dunia anak yaitu bermain.
Dengan adanya sarana dan prasarana TIK sebagai sumber belajar menjadikan
pembelajaran menjadi lebih atraktif juga kreatif. Membuat anak menjadi lebih
tertantang untuk bermain sambil belajar.
Anak-anak usia dini sangat
cepat dan mudah sekali belajar seraya bermain, yang terkadang kita sebagai
orang tua atau juga sebagai pendidik anak usia dini. Tidak boleh
melupakan pengawasaan dalam pembelajaran yang menggunakan sumber belajar TIK.
Agar anak-anak tidak jauh melenceng dari pengenalan pembelajaran yang kita
harapkan pada tujuan semula menjadikan TIK sebagai sumber belajar yang cocok
dan pantas bagi anak usia dini. Karena sebagai mana kita tau. selain TIK
memiliki dampak positif dalam membantu pertumbuhan dan perkembangan anak dalam
belajar, juga memiliki dampak negative jika kita kurang ataupun lengah terhadap
pengawasan dalam pembelajaran yang menggunakan TIK. Oleh karena itu hendaknya
segala sesuatu yang berkaitan dengan perkembangan pembelajaran TIK, anak perlu
pengawasan dan pembelajaran yang seimbang dengan jiwa dan kebutuhan
pembelajaran, sehingga anak ataupun peserta didik tidak salah menggunakan
pemanfaatan perkembangan teknologi pembelajaran.
Seperti yang
kita ketahui bersama bahwa anak usia dini (0-6 tahun) adalah masa yang paling
potensial untuk membangun dan menumbuhkembangkan potensi dalam diri anak. Pada
usia dini ini juga anak mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang sangat
peka. Hal ini menjadi penting untuk dibahas oleh kita semua terutama pemerintah
untuk menciptakan PAUD yang bermutu dalam rangka mencerdasakan kehidupan
bangsa, menciptakan generasi yang unggul, berdaya saing tinggi dan tak
melupakan nilai-nilai moral dan kebangsaan, juga dalam rangka mempersiapkan
anak Indonesia yang sehat, mandiri, dan mampu menguasai ilmu pengetahuan dan
teknologi. Maka dari itu, pemerintah mencanangkan pembelajaran PAUD yang
berbasis pada TIK.
Pembelajaran berbasis TIK ini merupakan model
pembelajaran yang inovatif. Telah kita ketahui bahwa anak-anak usia dini
cenderung memiliki sifat yang jenuh dan mudah bosan, sehingga dengan adanya
pembelajaran yang berbasis pada TIK ini anak mungkin tidak akan merasa jenuh
dan bosan lagi, karena banyak sekali tampilan-tampilan multimedia dan
aplikasi-aplikasi lainnya yang membuat belajar anak menjadi menyenangkan. Sudah
pasti ini akan membuat anak merasa tidak terbebani, akan tetapi malah membuat
anak merasa tertantang untuk mencoba lagi dan tidak mudah menyerah untuk
mengerkajan tugas apabila tugas yang diberikan dikemas dalam bentuk permainan.
Anak juga akan merasa lebih percaya diri dan bersemangat jika ia berhasil
membuat proyek atau membuat sesuatu menggunakan media komputer.
Anak usia dini memiliki rasa
keingintahuan yang sangat tinggi dan ego yang luar biasa. Pembelajaran berbasis
TIK ini sangat efektif untuk membangkitkan motivasi dan rasa keingintahuan anak
yang tinggi. Akan tetapi, banyak orangtua yang ketakutan apabila rasa
keingintahuan anaknya itu malah menjerumuskan anaknya ke jalan yang tidak benar
sehingga ketakutan itu akan membuat orangtua lebih bersifat protektif terhadap
anaknya bahkan sampai ada yang mengekang anaknya. Padahal sikap seperti ini
justru bukan merupakan sikap yang efektif, karena kebanyakan anak-anak
akan kehilangan kepercayaan dirinya dan menjadi minder terhadap dunia
luar. Rasa keingintahuan anak yang tinggi itu memang harus dikontrol dengan
ekstra tinggi, tetapi bukan dengan cara itu untuk membuat anak tidak
terjerumus. Seharusnya para orangtua juga bersedia terlibat untuk belajar
teknologi informasi, agar dapat membantu anak-anak mereka bersiap menggunakaan
teknologi informasi yang sesuai dengan usia mereka.
Banyak orang berpendapat bahwa
pembelajaran yang berbasis pada TIK ini kurang baik bagi pelajar, apalagi
pelajar yang masih dibawah umur. Namun, banyak yang membuktian bahwa
pembelajaran ini sangat bermanfaat bagi semua pihak, baik itu para pendidik,
maupun peserta didiknya. Harus kita ketahui bahwa tujuan pembelajaran TIK pada
anak usia dini adalah mengenalkan teknologi informasi dan komunikasi termasuk
didalamnya pengenalan terhadap komputer. Pada tahap PAUD, anak masih dalam
batas mengenalkan komputer, bagian dan fungsi komputer itu sendiri, menggunakan
komputer dengan benar; seperti cara menghidupkan dan mematikan komputer, tertib
menggunakan komputer. Pembelajaran ini menurut saya sangat berpengaruh terhadap
perkembangan anak usia dini seperti perkembangan kognitif, afektif, maupun
sosial-emosional.
a. Perkembangan kognitif.
Dengan adanya pembelajaran ini,
anak dapat belajar berhitung menggunakan aplikasi kalkulator yang ada pada
komputer, mengenal bentuk geometri, mewarna, menggambar pemandangan yang
disukai, mengelompokkan benda-benda yang sejenis, membuat cerita sederhana atau
membuat kartu ucapan untuk teman atau orang-orang yang disayangi. Semua itu
dapat dilakukan dengan menggunakan aplikasi-aplikasi yang terdapat pada
komputer.
b. Perkembangan afektif.
Misalnya : Suatu program
didesain secara tepat dengan memberikan potongan clip suara atau video yang
isinya menggugah perasaan.
c. Perkembangan soaial-emosional.
Aspek yang lain yang dapat
digali dalam pembelajaran komputer adalah bagimana ia berinteraksi dengan
teman, latihan berbagi, bekerja sama. Hal ini bisa dilakukan oleh guru untuk
mengkondisikan pembelajaran komputer secara bergantian, atau berkelompok untuk
materi-materi yang membutuhkan problem solving.
A. Keterkaitan ICT dalam PAUD
· Bagaimana cara pemberian
IT pada Anak Usia Dini?
Teknologi
bagaikan dua sisi mata uang yang berbeda, yang memiliki sisi positif dan
negatif. Sehingga implementasinya pun akan berbeda pada setiap usia
perkembangan anak. Pada anak usia
dini 0 – 8 tahun sesuai dengan konvensi anak dunia, serta 0 – 6 tahun menurut
konsep pendidikan yang ada di Indonesia, maka banyak cara mengenalkan teknologi
pada anak usia dini, yaitu :
1. Usia 0 – 2 tahun
Pada
perkembangan anak usia ini, anak mulai belajar mendengar dan mengenal
sekitarnya, dari rangsangan-rangsangan yang ditimbulkan melalui gerakan, serta
suara. Kemudian anak mulai menirukan ketika mereka mulai belajar
berbicara. Pemberian IT pada usia anak demikian, dapat melalui multimedia
dengan cara diputarkan lagu-lagu rohani atau lagu anak. Mengenalkan warna
juga dapat melalui multimedia dengan memutarkan film-film kartun anak, yang
tentunya mendidik. Mengapa? Karena film-film kartun saat ini pun memiliki unsur
warna yang beragam, sehingga anak dapat mengenalnya walau tidak sekaligus,
tetapi warna-warna yang dominan. Hal ini pun dapat membantu pembentukan
karakter anak.
2. Usia 3 – 4 tahun
Pada usia ini,
anak mulai menggunakan kalimat yang hampir lengkap, hal ini dapat dilihat
dari cara mereka menanyakan sesuatu hal. Menurut Piaget, cara anak mengajukan
pertanyaan menunjukkan perkembangan kognitif seorang anak. Pada anak yang
berasal dari latar belakang orang tua otoriter, anak kurang belajar berbicara,
ketimbang dalam keluarga yang demokratis, dimana anak bukan saja belajar
“mendengar” tetapi juga “didengar”. Oleh karenannya penting
diberikan IT melalui multimedia, dengan cara seperti pada usia anak 0 – 2
tahun, tetapi cara pembelajarannya sedikit meningkat disesuaikan dengan usia
anak yang telah dapat menerima rangsangan lebih banyak. Misalnya mulai
diajarkan melafalkan ayat-ayat suci Al Qur’an, atau dikenalkan cerita-cerita
Kitab Suci melalui film-film, tentu saja perlu pendampingan orang tua sehingga
dapat terlihat sejauh mana anak mampu untuk belajar. Semakin banyak
kesempatan anak belajar untuk berbicara, dapat membantu anak menumbuhkan rasa
percaya dirinya sehingga pada usia sekolah mereka dapat mengenalkan dan
mengungkapkan dirinya secara lisan.
3. Usia 5 – 6 tahun
Pada usia ini,
pengenalan dunia IT sudah lebih meningkat. Pengenalan dapat berupa pengenalan
perangkat keras komputer (hardware) yang bisa dilihat dan dipegang langsung
oleh anak, misalnya : CPU, Monitor, Mouse, Keyboard dan Printer.
Pengenalan perangkat keras ini juga dilengkapi dengan penjelasan fungsi dari
masing-masing alat dengan cara langsung dipraktekkan (learning by doing).
4. Usia 7 – 8 tahun
Pada usia ini,
pengenalan dunia IT sudah masuh pada tingkat program Program PAUD merupakan salah satu
program prioritas Depdiknas. Karena pada masa usia PAUD 0-6 tahun adalah masa
yang paling potensial untuk membangun dan menumbuhkembangkan potensi anak.
Wujud dari upaya Depdiknas ini terlihat dari perkembangan Angka Partisipasi
Kasar (APK) PAUD, 50,03 persen dari 29,8 juta anak pada tahun 2008 dan 53,9
persen pada tahun 2009. APK PAUD formal maupun PAUD nonformal akhir tahun 2009
adalah baik yang dikelola Depdiknas maupun Departemen Agama. Depdiknas
menargetkan APK PAUD sebesar 72 persen pada tahun 2014.
Ditunjuknya
Muhammad Nuh, yang sebelumnya sebagai Menteri Komunikasi dan Informatika,
membawa angin segar bagi pengembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK)
di bidang pendidikan. Melalui pemanfaatan TIK, target PAUD 2014 akan tercapai.
Harapan yang terlalu besar ini kepada Menteri Baru, sudah barang tentu harus
disertai dengan langkah-langkah bagaimana mempersiapkan TIK dalam Pendidikan
Anak Usia Dini.
Donna Rice
Hughes dalam bukunya “Kids Online: Protecting Your Children in Cyberspace”,
1998, menyatakan bahwa “Kita berada di garis-depan medan pertempuran untuk
membuat internet aman untuk anak-anak kita.” Melalui buku ini setiap orangtua
mendapat informasi dan menjadi rujukan yang berharga sewaktu mereka berjuang
untuk membesarkan anak-anak di jaman digital.
Pengenalan
teknologi informasi dan komunikasi kepada anak perlu didasari oleh teori
perkembangan anak di usia 0-8 tahuan – 0-2 tahun, usia pembinaan orang tua; 2-4
tahun, usia pra sekolah; 4-6 tahun, usia sekolah formal; dan 6-8 tahun, usia
persiapan pendidikan dasar. Perkenalan mengenai teknologi informasi setiap
kategori usia dini berbeda.
Gap Generasi-Teknologi.
Bagaimana kita mulai untuk menjembatani kesenjangan ini, sehingga kita akan dapat membantu anak-anak kita bersiap-siap untuk menggunakan “Teknologi Informasi Komunikasi sesuai dengan umurnya? Tantangan bagi keterlibatan dalam media global ini mungkin tampak lebih sulit daripada yang telah kita hadapi sebelumnya sebagai orangtua, guru, sekolah, penyelenggara TIK dan masyarakat.
Untuk menyediakan TIK dalam PAUD yang layak anak, harus memenuhi delapan prinsip untuk menentukan kesesuaian aplikasi TIK yang akan digunakan. Delapan prinsip dimaksud adalah (1) Pastikan tujuan pendidikan; (2) Mendorong kolaborasi; (3) Mengintegrasikan dengan aspek-aspek lain dari kurikulum; (4) Anak harus berada dalam kontrol; (5) Pilih aplikasi yang transparan dan intuitif; (6) Hindari aplikasi yang mengandung kekerasan; (7) Sadar akan isu kesehatan dan keselamatan; dan terakhir (8) Pendidikan mendorong ketertiban orang tua.
interaktif, dimana anak sudah bisa berinteraksi dengan program aplikasi pembelajaran.
Gap Generasi-Teknologi.
Bagaimana kita mulai untuk menjembatani kesenjangan ini, sehingga kita akan dapat membantu anak-anak kita bersiap-siap untuk menggunakan “Teknologi Informasi Komunikasi sesuai dengan umurnya? Tantangan bagi keterlibatan dalam media global ini mungkin tampak lebih sulit daripada yang telah kita hadapi sebelumnya sebagai orangtua, guru, sekolah, penyelenggara TIK dan masyarakat.
Untuk menyediakan TIK dalam PAUD yang layak anak, harus memenuhi delapan prinsip untuk menentukan kesesuaian aplikasi TIK yang akan digunakan. Delapan prinsip dimaksud adalah (1) Pastikan tujuan pendidikan; (2) Mendorong kolaborasi; (3) Mengintegrasikan dengan aspek-aspek lain dari kurikulum; (4) Anak harus berada dalam kontrol; (5) Pilih aplikasi yang transparan dan intuitif; (6) Hindari aplikasi yang mengandung kekerasan; (7) Sadar akan isu kesehatan dan keselamatan; dan terakhir (8) Pendidikan mendorong ketertiban orang tua.
interaktif, dimana anak sudah bisa berinteraksi dengan program aplikasi pembelajaran.
Biasanya
anak-anak kita mengetahui jauh lebih banyak dari yang kita lakukan terhadap
teknologi baru. Meskipun kita berusaha untuk mengatur settingan komputer kita,
anak-anak kita mengklik hal yang menarik selama mereka berselancar di dunia
maya, yang dulu mungkin belum ada sewaktu kita seusia mereka.
Anak-anak
kita telah banyak terpapar baik manfaat dan bahaya internet. Kolega saya
bercerita – dari “sepuluh muridnya, ada 4 muridnya sangat keranjingan
komputer”. Sulit baginya untuk mengatasinya, jangan sampai anak didiknya
memperoleh bahaya daripada manfaatnya. Karena kolega saya juga mempunyai keterbatasan
dalam penguasaan teknologi.
Apalagi,
pada saat ini pemenuhan TIK mendapat perhatian dan dukungan dari Perserikatan
Bangsa-Bangsa. Hamadoun Touré, Sekretaris Jenderal ITU menyebutkan bahwa
"ITU berkomitmen untuk menghubungkan dunia. Dan untuk mencapai tujuan ini,
perangkat terjangkau harus dibuat tersedia bagi setiap orang di mana mereka
berada untuk mengambil manfaat dengan mengakses pengetahuan informasi berbasis
masyarakat
Untuk
mewujudkan keinginan tersebut, PBB memberikan Laptop gratis kepada peserta
Konferensi Asia di Bangkok 2008, sebagai upaya untuk meningkatkan akses murah
teknologi informasi dan komunikasi di seluruh dunia. Kita harus menyadari bahwa
melalui Online, banyak manfaat yang dapat diperoleh anak-anak: Peluang
pendidikan; Keterampilan membaca; Komunikasi; Hiburan; Dan lain-lain.
Namun, dengan
hebatnya kemampuan Teknologi Informasi Komunikasi secara ‘Online’, sama seperti
dengan industri cetak dan film; teknologi internet/online – anak-anak dapat
menemukan beberapa hal yang tidak aman, konten yang berbahaya, dan kegiatan
illegal di komunitas internet/online. Bahaya yang dimaksud antara lain:
Distribusi pornografi; Seksual predator; Informasi yang salah dan pesan
tersembunyi; Kehilangan privasi; Amoral; Pengembangan masa anak dari gangguan
perilaku.
·TIK Layak
Anak
Untuk menyediakan
TIK dalam PAUD yang layak anak perlu memperhatikan kesehatan dan keselamatan
anak. TIK yang digunakan memperhatikan perkembangan anak. Selain itu pula TIK
dalam PAUD memperhatikan waktu yang singkat (10-20 mnt (3thn), 40 mnt (8thn)),
serta peralatan dan ruang yang cocok bagi anak.
Sedangkan
untuk menghindari komputer atau laptop di rumah terakses dengan alamat website
yang tidak dikehendaki, karena berisi pornograpi. Pemerintah telah meluncurkan
Nawala Project - yang berfungsi untuk memfilter konten yang tidak dikehendaki
B. Fungsi dan peranan ICT dalam lingkup PAUD
Dalam Era
globalisasi sekarang ini, pemerintah sedang menggalakkan pentingnya pendidikan
anak usia dini. Untuk menciptakan generasi-generasi yang lebih unggul, juga
nantinya mampu bersaing tinggi kelak ketika mereka dewasa dan juga tidak
melupakan nilai-nilai moral dan budaya bangsa Indonesia. Karena anak usia dini
merupakan masa golden age. Dimana terbentuknya pertumbuhan dan perkembangan
otak pada masa-masa usia dini sekitar 0-8 tahun mencapai 80% pertumbuhan dan
perkembangan pada otak manusia. Ibaratnya sebuah spon mereka mampu dan cepat
menyerap ilmu atau apapun yang mereka terima, yang diberikan lingkungannya pada
masa pertumbuhan dan perkembanganya.
Akan tetapi kita tidak boleh melupakan tugas dan
hak kewajiban anak yaitu bermain sambil belajar. Karena dengan suasana bermain
seraya belajar tidak membuat anak merasa ditekan ataupun tertekan pada situasi
dan kondisi mereka yang sedang mempelajari diri dan juga lingkungannya.
Melainkan anak akan mendapat kemudahan pada proses belajar dalam suasana bermain,
yang menyenangkan dan tanpa tekanan. Itulah sebabnya dikatakan dunia anak
adalah dunia bermain.
Tidak bisa kita pungkiri
dalam segala bidang TIK sudah menjadi kebutuhan pokok pada kehidupan
kita. Termasuk dalam dunia pendidikan. TIK memiliki peran penting dalam sarana
dan prasarana pembelajaran. Tujuan pembelajaran TIK pada anak usia dini adalah
mengenalkan teknologi informasi dan komunikasi. Untuk memudahkan anak usia dini
dalam membantu proses belajar dengan cara yang menyenangkan, kreatif, imaginative
dengan memakai TIK sebagai sumber belajar, seperti CD interaktif yang kini
semakin banyak berkembang dalam modifikasi isi dari pembelajarannya. Contohnya
: belajar berhitung, belajar membaca, mengenal huruf, mengenal warna, geometri,
bentuk, juga mengenal lingkungan,binatang dan tumbuh-tumbuhan serta
lain-lainnya. Ada pula games-games yang menyenangkan anak-anak tetapi juga
syarat dengan pembelajaran seperti puzzle huruf. Sehingga yang tanpa disadari
anak, mereka belajar banyak mengenal kosakata dalam bahasa inggris. Tau
bagaimana berhitung. Yang pada masa sekarang ini banyak orang tua memaksakan
anak belajar tanpa memikirkan kebutuhan dan hak dalam dunia anak yaitu bermain.
Dengan adanya sarana dan prasarana TIK sebagai sumber belajar menjadikan
pembelajaran menjadi lebih atraktif juga kreatif. Membuat anak menjadi lebih
tertantang untuk bermain sambil belajar.
Anak-anak usia dini sangat
cepat dan mudah sekali belajar seraya bermain, yang terkadang kita sebagai
orang tua atau juga sebagai pendidik anak usia dini. Tidak boleh
melupakan pengawasaan dalam pembelajaran yang menggunakan sumber belajar TIK.
Agar anak-anak tidak jauh melenceng dari pengenalan pembelajaran yang kita
harapkan pada tujuan semula menjadikan TIK sebagai sumber belajar yang cocok
dan pantas bagi anak usia dini. Karena sebagai mana kita tau. selain TIK
memiliki dampak positif dalam membantu pertumbuhan dan perkembangan anak dalam
belajar, juga memiliki dampak negative jika kita kurang ataupun lengah terhadap
pengawasan dalam pembelajaran yang menggunakan TIK. Oleh karena itu hendaknya
segala sesuatu yang berkaitan dengan perkembangan pembelajaran TIK, anak perlu
pengawasan dan pembelajaran yang seimbang dengan jiwa dan kebutuhan
pembelajaran, sehingga anak ataupun peserta didik tidak salah menggunakan
pemanfaatan perkembangan teknologi pembelajaran.
Seperti yang
kita ketahui bersama bahwa anak usia dini (0-6 tahun) adalah masa yang paling
potensial untuk membangun dan menumbuhkembangkan potensi dalam diri anak. Pada
usia dini ini juga anak mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang sangat
peka. Hal ini menjadi penting untuk dibahas oleh kita semua terutama pemerintah
untuk menciptakan PAUD yang bermutu dalam rangka mencerdasakan kehidupan
bangsa, menciptakan generasi yang unggul, berdaya saing tinggi dan tak
melupakan nilai-nilai moral dan kebangsaan, juga dalam rangka mempersiapkan
anak Indonesia yang sehat, mandiri, dan mampu menguasai ilmu pengetahuan dan
teknologi. Maka dari itu, pemerintah mencanangkan pembelajaran PAUD yang
berbasis pada TIK.
Pembelajaran berbasis TIK ini merupakan model
pembelajaran yang inovatif. Telah kita ketahui bahwa anak-anak usia dini
cenderung memiliki sifat yang jenuh dan mudah bosan, sehingga dengan adanya
pembelajaran yang berbasis pada TIK ini anak mungkin tidak akan merasa jenuh
dan bosan lagi, karena banyak sekali tampilan-tampilan multimedia dan
aplikasi-aplikasi lainnya yang membuat belajar anak menjadi menyenangkan. Sudah
pasti ini akan membuat anak merasa tidak terbebani, akan tetapi malah membuat
anak merasa tertantang untuk mencoba lagi dan tidak mudah menyerah untuk
mengerkajan tugas apabila tugas yang diberikan dikemas dalam bentuk permainan.
Anak juga akan merasa lebih percaya diri dan bersemangat jika ia berhasil
membuat proyek atau membuat sesuatu menggunakan media komputer.
Anak usia dini memiliki rasa
keingintahuan yang sangat tinggi dan ego yang luar biasa. Pembelajaran berbasis
TIK ini sangat efektif untuk membangkitkan motivasi dan rasa keingintahuan anak
yang tinggi. Akan tetapi, banyak orangtua yang ketakutan apabila rasa
keingintahuan anaknya itu malah menjerumuskan anaknya ke jalan yang tidak benar
sehingga ketakutan itu akan membuat orangtua lebih bersifat protektif terhadap
anaknya bahkan sampai ada yang mengekang anaknya. Padahal sikap seperti ini
justru bukan merupakan sikap yang efektif, karena kebanyakan anak-anak
akan kehilangan kepercayaan dirinya dan menjadi minder terhadap dunia
luar. Rasa keingintahuan anak yang tinggi itu memang harus dikontrol dengan
ekstra tinggi, tetapi bukan dengan cara itu untuk membuat anak tidak
terjerumus. Seharusnya para orangtua juga bersedia terlibat untuk belajar
teknologi informasi, agar dapat membantu anak-anak mereka bersiap menggunakaan
teknologi informasi yang sesuai dengan usia mereka.
Banyak orang berpendapat bahwa
pembelajaran yang berbasis pada TIK ini kurang baik bagi pelajar, apalagi
pelajar yang masih dibawah umur. Namun, banyak yang membuktian bahwa
pembelajaran ini sangat bermanfaat bagi semua pihak, baik itu para pendidik,
maupun peserta didiknya. Harus kita ketahui bahwa tujuan pembelajaran TIK pada
anak usia dini adalah mengenalkan teknologi informasi dan komunikasi termasuk
didalamnya pengenalan terhadap komputer. Pada tahap PAUD, anak masih dalam
batas mengenalkan komputer, bagian dan fungsi komputer itu sendiri, menggunakan
komputer dengan benar; seperti cara menghidupkan dan mematikan komputer, tertib
menggunakan komputer. Pembelajaran ini menurut saya sangat berpengaruh terhadap
perkembangan anak usia dini seperti perkembangan kognitif, afektif, maupun
sosial-emosional.
a. Perkembangan kognitif.
Dengan adanya pembelajaran ini,
anak dapat belajar berhitung menggunakan aplikasi kalkulator yang ada pada
komputer, mengenal bentuk geometri, mewarna, menggambar pemandangan yang
disukai, mengelompokkan benda-benda yang sejenis, membuat cerita sederhana atau
membuat kartu ucapan untuk teman atau orang-orang yang disayangi. Semua itu
dapat dilakukan dengan menggunakan aplikasi-aplikasi yang terdapat pada
komputer.
b. Perkembangan afektif.
Misalnya : Suatu program
didesain secara tepat dengan memberikan potongan clip suara atau video yang
isinya menggugah perasaan.
c. Perkembangan soaial-emosional.
Aspek yang lain yang dapat
digali dalam pembelajaran komputer adalah bagimana ia berinteraksi dengan
teman, latihan berbagi, bekerja sama. Hal ini bisa dilakukan oleh guru untuk
mengkondisikan pembelajaran komputer secara bergantian, atau berkelompok untuk
materi-materi yang membutuhkan problem solving.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar